Panasnya Persaingan Mobil Listrik di Indonesia, Pasar Kecil tapi Perebutannya Gila-Gilaan!

Dapurpacu.com – Meskipun pangsa pasar mobil listrik di Indonesia belum segede harapan, persaingan antar merek makin meletup-letup! Para pemain otomotif, dari yang lokal sampai global, termasuk raksasa dari Tiongkok, BYD, semua gaspol berebut hati konsumen di segmen kendaraan ramah lingkungan ini. Buat kamu yang belum tahu, BYD saat ini jadi jawara di pasar mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV), menguasai lebih dari 50% pangsa pasar BEV di Indonesia. Gila, kan?

Mobil Listrik Naik Daun, Tapi Masih Sebatas Ceruk

Menurut Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo, tren mobil listrik memang makin rame. “Sekarang makin banyak merek yang masuk ke pasar EV, dan masing-masing udah punya strategi marketing sendiri buat rebut perhatian konsumen,” ujarnya ke media, Senin (16/6).

Data dari Gaikindo juga ngasih gambaran betapa cepatnya pertumbuhan BEV. Bayangin, dari yang cuma 125 unit terjual di tahun 2020, meledak jadi 43.188 unit di 2024! Naiknya lebih dari 34.000%, lho!

Tapi jangan salah sangka dulu—secara total, pasar mobil listrik masih belum dominan. Bahkan penjualan mobil nasional kuartal I/2025 malah anjlok: wholesales turun 4,7%, dan ritel jeblok 8,9%. Jadi, meskipun pertumbuhan EV impresif, tantangan buat jadi mainstream masih besar.

Kunci Sukses? Pemerintah dan Infrastruktur!

Menurut Gaikindo, dukungan pemerintah jadi kunci utama. Mulai dari subsidi, kebijakan pajak, sampai infrastruktur charging alias SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) harus terus digenjot.

Regulasi kayak PMK Nomor 38 Tahun 2023 udah lumayan bantu, apalagi soal insentif buat mobil listrik. Tapi, kabar soal insentif CBU (Completely Built Up) yang bakal dihentikan di akhir 2025 bikin pabrikan mulai mikir ulang strategi jangka panjang.

Tanpa insentif kayak bebas bea masuk, PPN cuma 2%, dan PPnBM nol persen, harga mobil listrik impor bisa naik drastis. Otomatis, ini bisa ngurangin daya saing.

Baca Juga:  Mobil Merek BYD Pasarkan Mobil Listrik Di Semester Pertama 2024

BYD Tancap Gas Bangun Pabrik Lokal

Menjawab tantangan itu, BYD gak mau nunggu bola. Mereka langsung tancap gas dengan rencana bangun pabrik lokal di Indonesia. Targetnya selesai akhir 2025, dan mulai produksi di 2026.

Menurut Luther Pandjaitan, Head of Marketing & PR BYD Indonesia, pembangunan pabrik ini bukan cuma buat ngejar insentif. “Kita pengen bangun fondasi kuat untuk jangka panjang. Ini bagian dari komitmen BYD untuk Indonesia,” katanya.

Selain BEV, BYD juga mulai melirik pasar Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Apalagi kabarnya pemerintah lagi godok insentif baru buat kendaraan hybrid. Bisa jadi, strategi BYD bakal makin komplit ke depan.

Sejak resmi masuk Indonesia awal 2024, BYD langsung tancap gas. Per April 2025, penjualan udah tembus 4.307 unit, termasuk merek premium mereka, Denza. Model kayak Sealion dan M6 jadi andalan yang laris manis.

Toyota: Gak Mau Kalah, Andalkan Banyak Jalur

Dominasi BYD tentu gak bikin Toyota tinggal diam. Lewat pendekatan multi-pathway, Toyota hadirkan 22 model elektrifikasi (Toyota dan Lexus) yang udah menyebar di lebih dari 85% wilayah Indonesia. Fokus utama mereka masih di Hybrid EV.

Menurut Philardi Ogi, PR Manager Toyota Astra Motor, keunggulan Toyota ada di fleksibilitas. “Kita bisa jangkau semua segmen pasar, dari keluarga sampai premium. Model seperti Kijang Innova dan Avanza tetap jadi andalan, tapi dengan sentuhan elektrifikasi,” jelasnya.

Edukasi dan Ekosistem Masih Jadi PR

Semua pelaku industri sepakat: bikin orang tertarik beli mobil listrik itu bukan soal diskon doang. Harus ada edukasi konsumen, ekosistem pengisian daya yang merata, dan pastinya layanan purna jual yang mumpuni.

Kesimpulannya? Meskipun pasar mobil listrik masih kecil, persaingan di dalamnya udah kayak sirkuit balap. Setiap merek berlomba jadi pionir, dan masa depan mobilitas Indonesia sedang dipertaruhkan di tengah deru inovasi dan tantangan.