China Perkuat Rantai Pasokan Otomotif Lewat Kebijakan Pembayaran 60 Hari

DAPURPACU.COM – Pemerintah Tiongkok mengambil langkah strategis dalam memperkuat sektor otomotif nasional dengan menerapkan kebijakan baru terkait sistem pembayaran antar perusahaan. Melalui kebijakan pembayaran maksimal 60 hari kepada para pemasok di industri otomotif, China berupaya menciptakan ekosistem yang lebih sehat, transparan, dan berkelanjutan di tengah ketegangan rantai pasok global. Kebijakan ini mulai berlaku secara bertahap pada pertengahan 2025 dan menyasar seluruh produsen kendaraan dan pemasok komponen otomotif di negeri Tirai Bambu.

Latar Belakang Kebijakan

Industri otomotif merupakan salah satu pilar ekonomi utama bagi China. Sebagai produsen kendaraan terbesar di dunia, China memiliki jaringan pemasok komponen yang sangat kompleks dan tersebar. Oleh karena itu, pemerintah memperkenalkan kebijakan pembayaran maksimal 60 hari guna memastikan para pemasok mendapatkan kepastian dan kelayakan usaha.

Tujuan dan Manfaat Kebijakan

Kebijakan ini memiliki beberapa tujuan utama:

  1. Menjamin Likuiditas Pemasok
    Dengan pembayaran maksimal 60 hari, para pemasok dapat mengatur arus kas lebih baik dan menjaga operasional tetap berjalan lancar.
  2. Mendorong Keadilan dalam Rantai Pasok
    Kebijakan ini menekan dominasi perusahaan besar atas pemasok kecil, serta menciptakan hubungan bisnis yang lebih adil dan simbiosis.
  3. Mengurangi Risiko Produksi
    Ketika pemasok memiliki kepastian pendapatan, potensi gangguan pasokan akibat keterlambatan produksi bisa diminimalkan.
  4. Meningkatkan Daya Saing Industri
    Stabilitas di tingkat hulu akan memperkuat industri otomotif China dalam menghadapi persaingan global, termasuk di segmen kendaraan listrik.

Implikasi terhadap Industri Otomotif

Sejumlah analis menilai kebijakan ini akan berdampak positif terhadap iklim usaha secara keseluruhan.

Dampaknya, perusahaan otomotif perlu meningkatkan efisiensi operasional dan manajemen kas agar tidak terjebak dalam kewajiban pembayaran jangka pendek yang besar. Beberapa produsen bahkan diperkirakan akan memperkuat sistem digitalisasi rantai pasokan dan mempercepat proses verifikasi invoice agar lebih responsif terhadap tenggat waktu baru.

Baca Juga:  Industri Otomotif Nasional Hadapi Tantangan Serius, Gaikindo Siapkan Langkah Pemulihan

Sementara itu, bagi pemasok, kebijakan ini membuka peluang untuk memperluas kapasitas produksi dan mempercepat inovasi karena tekanan finansial yang lebih rendah. Dalam jangka menengah hingga panjang, kondisi ini akan meningkatkan kualitas komponen yang diproduksi dan mendongkrak reputasi sektor otomotif China.

Tantangan dalam Implementasi

Meski membawa banyak manfaat potensial, implementasi kebijakan ini bukan tanpa tantangan. Oleh karena itu, pengawasan dari otoritas pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT), akan sangat penting.

Di sisi lain, bagi perusahaan yang memiliki rantai pasokan internasional, termasuk perusahaan ekspor-impor, kebijakan ini menuntut penyesuaian dalam kontrak global. Perusahaan asing yang memiliki pemasok di China harus memastikan bahwa perubahan aturan ini tidak menimbulkan gesekan dalam skema pengadaan komponen.

Reaksi Pelaku Industri

Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari berbagai asosiasi pemasok di China. Banyak yang menilai langkah ini sebagai upaya konkret pemerintah dalam melindungi pelaku industri skala kecil yang sering kali terpinggirkan. Beberapa asosiasi menyerukan agar kebijakan serupa diterapkan juga di sektor industri lain seperti elektronik dan manufaktur alat berat.

Sementara itu, pelaku industri besar menanggapinya dengan hati-hati. Mereka mengakui pentingnya menjaga rantai pasokan yang sehat, namun berharap ada masa transisi yang cukup untuk menyesuaikan sistem internal mereka.

Kesimpulan

Kebijakan pembayaran 60 hari di sektor otomotif mencerminkan upaya serius pemerintah China dalam membangun ekosistem industri yang lebih seimbang dan berdaya tahan. Meskipun menuntut adaptasi signifikan dari pelaku usaha, kebijakan ini diyakini akan memperkuat fondasi industri otomotif nasional dalam menghadapi tantangan global.