Tren Mobil Listrik di Malaysia: Masa Depan yang Terus Meningkat

DapurPacu.com – Meskipun pasar mobil konvensional di Malaysia mengalami penurunan, kendaraan listrik (EV) justru semakin menarik perhatian konsumen. Para analis memprediksi, mobil listrik akan terus berkembang dan mencatatkan angka penjualan yang lebih tinggi.

Pertumbuhan Pesat di Sektor EV

MIDF Research melaporkan bahwa industri EV di Malaysia menunjukkan pertumbuhan yang solid. Meski total volume industri (TIV) otomotif mengalami penurunan, segmen EV tetap tumbuh dengan pesat. Dari Januari hingga Mei 2025, penjualan EV melonjak 58,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada bulan Mei saja, penjualannya tercatat meningkat 69,3%.

Proton dan Perodua Siap Meluncurkan EV Baru

Kedua merek lokal, Proton dan Perodua, sudah menyiapkan gebrakan besar di dunia kendaraan listrik. Proton berencana memulai perakitan model e.MAS 7 di pabrik baru mereka di Tanjung Malim pada akhir tahun ini. Sementara itu, Perodua juga akan meluncurkan mobil listrik pertama mereka pada kuartal keempat 2025, yang termasuk dalam kategori hatchback segmen B.

Infrastruktur Pengisian Daya yang Semakin Tumbuh

Infrastruktur pengisian daya menjadi salah satu faktor pendukung utama bagi pertumbuhan EV di Malaysia. Saat ini, lebih dari 4.000 stasiun pengisian daya telah terpasang di berbagai lokasi. Walaupun belum memenuhi target 10.000 unit pada akhir tahun, perkembangan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung penggunaan kendaraan listrik.

Prediksi Positif untuk Masa Depan EV

Menurut TA Securities, momentum EV di Malaysia akan terus berlanjut. Para produsen otomotif global, seperti BYD, Chery, Xpeng, dan Geely, menawarkan kendaraan listrik dengan harga kompetitif dan fitur lengkap. Sementara itu, merek premium seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Porsche semakin menggencarkan peluncuran model EV mewah mereka untuk meraih pasar kelas atas.

Keuntungan Pembebasan Pajak EV

Pemerintah Malaysia juga mendukung pertumbuhan pasar EV melalui kebijakan pembebasan pajak untuk kendaraan listrik. Pembebasan ini berlaku hingga Desember 2025, yang memberikan insentif bagi konsumen untuk beralih ke mobil listrik. Penghapusan batas harga minimum 100.000 ringgit untuk kendaraan listrik impor juga diperkirakan akan menarik lebih banyak model EV dengan harga yang lebih terjangkau.

Tantangan yang Mungkin Dihadapi

Meskipun prospek jangka pendek sangat cerah, ada beberapa tantangan yang bisa menghambat pertumbuhan EV di Malaysia. Salah satunya adalah ketidakpastian terkait pajak jalan untuk EV yang dapat menyebabkan konsumen menunda pembelian. Selain itu, persaingan yang semakin ketat di pasar otomotif juga bisa menekan margin keuntungan produsen.

Kesimpulan: EV, Pilihan Masa Depan

Secara keseluruhan, pasar mobil listrik di Malaysia menunjukkan tren yang sangat positif. Semakin banyaknya model EV yang ditawarkan, serta dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan yang menguntungkan, memberikan prospek cerah untuk perkembangan industri ini. Dengan semakin banyaknya pilihan dan aksesibilitas, EV diprediksi akan menjadi pilihan utama konsumen di masa depan.