Xpeng Baru Masuk RI, Tapi Terancam Bangkrut di China

DAPURPACU.COM – Baru aja nongol di Indonesia bulan Juni 2025 ini, brand mobil listrik premium asal Tiongkok, Xpeng, langsung bikin heboh. Salah satu model yang jadi sorotan tentu si MPV futuristik Xpeng X9, yang kabarnya bakal jadi pesaing kuat Denza D9. Rencananya, harga resmi X9 akan diumumkan tanggal 19 Juni nanti, dan gosipnya sih dibanderol di angka sekitar Rp1,1 miliar.

Tapi yang bikin kening mengernyit, meski Xpeng baru debut di Tanah Air, nasibnya di kampung halaman justru lagi suram. Bahkan, sejumlah pengamat otomotif di China menyebut Xpeng bisa aja game over dalam waktu dekat. Waduh, kok bisa?

Pakar Otomotif China: Masa Depan Xpeng Gak Jelas

Sinyal merah ini pertama kali ditegaskan Profesor Zhu Xican dari Sekolah Teknik Otomotif, Universitas Tongji, China. Dalam sebuah wawancara April lalu, Zhu menyebut Xpeng – bareng dengan beberapa pemain lain seperti Nio dan Li Auto – belum punya masa depan yang solid. Informasi ini diangkat ulang oleh CarNewsChina dan ramai dibahas pada awal Juni 2025.

Menurut Zhu, Xpeng rentan bangkrut kalau mereka nggak segera cari cara buat selamat. Jalan keluarnya? Merger, restrukturisasi, atau kolaborasi lintas brand harus dilakukan secepatnya. “Tanpa skala produksi yang besar, biaya riset dan pengembangan mereka nggak akan seimbang sama pendapatan,” tegasnya.

Penjualan Loyo, Ketergantungan pada Software

Zhu juga nyorot strategi bisnis Xpeng yang dianggap terlalu fokus di software tapi ngelupain pengembangan hardware. Akibatnya, mereka dihantam masalah produk yang cukup kompleks. “Kalau cuma jualan di bawah dua juta unit per tahun, perusahaan gak bakal bisa bertahan lama. R&D butuh modal besar, dan kalau hasil produksinya kecil, ya tekor,” lanjutnya.

Baca Juga:  Mobil Bekas Rasa Baru 0 Km Lagi Ngetren di China, Gimmick atau Strategi?

Gak cuma Zhu yang ngomong. Li Yanwei, anggota Komite Ahli Asosiasi Dealer Mobil Tiongkok, juga ngasih pandangan serupa. Dia menilai dominasi brand besar seperti BYD bakal bikin Xpeng makin kesulitan bersaing. “Pasar sekarang udah penuh sama pemain raksasa. Brand kecil bakal makin susah bertahan, apalagi kalau nilai bisnisnya gak menarik buat jangka panjang,” kata Li.

Lalu, Gimana Nasib Xpeng di Indonesia?

Meskipun Xpeng baru masuk pasar Indonesia lewat jalur premium, pertanyaannya: apa konsumen RI bakal percaya sama brand yang posisinya di negeri asal aja lagi goyang? Belum lagi, di Indonesia, Xpeng harus bersaing ketat dengan brand-brand Tiongkok lain seperti Wuling, Neta, hingga BYD yang lebih dulu main di sini.

Nah, bakal jadi tantangan berat nih buat Xpeng, apalagi kalau konsumen mulai mikir dua kali buat beli mobil listrik mahal dari brand yang masa depannya belum pasti.

DAPURPACU.COM bakal terus memantau perkembangan Xpeng di Indonesia. Apakah Xpeng bisa bangkit dan meyakinkan pasar lokal? Atau justru jadi contoh startup EV yang terlalu cepat masuk pasar, tapi kurang siap bertarung?

Tunggu update selanjutnya cuma di DAPURPACU.COM!