Produksi Otomotif Inggris Anjlok ke Titik Terendah Sejak 1949, Dampak Tarif AS Mulai Terasa
DAPURPACU.COM – Industri otomotif Inggris menghadapi tekanan besar. Pada Mei 2025, produksi mobil dan kendaraan komersial turun drastis menjadi 49.810 unit. Angka ini merupakan yang terendah sejak 1949, kecuali tahun 2020 saat pandemi Covid-19 memaksa pabrik berhenti beroperasi.
Penurunan terjadi selama lima bulan berturut-turut. Salah satu penyebab utamanya adalah kebijakan tarif tinggi dari Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.
Tarif Impor AS Memukul Industri Inggris
Pada April 2025, AS menetapkan tarif 25% untuk mobil dan suku cadang impor. Kebijakan ini memaksa produsen Inggris seperti Jaguar Land Rover dan Aston Martin menghentikan sementara pengiriman ke pasar AS. Akibatnya, ekspor kendaraan ke AS turun 55,4% pada Mei. Ekspor ke Uni Eropa juga turun 22,5%.
Selain itu, beberapa produsen melakukan pergantian model dan restrukturisasi yang memperlambat produksi otomotif.
Pemerintah Inggris Sambut Baik Pengurangan Tarif
Pada Mei, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menurunkan tarif impor mobil Inggris menjadi 10% untuk 100.000 unit pertama setiap tahun. Pemerintah Inggris menyambut baik keputusan ini.
Perdana Menteri Keir Starmer mengatakan pengurangan tarif bisa menghemat ratusan juta poundsterling setiap tahun untuk Jaguar Land Rover.
Optimisme untuk Masa Depan
Meski 2025 menjadi tahun yang sulit, Kepala Eksekutif SMMT Mike Hawes tetap optimistis. Ia percaya perjanjian dagang baru dengan AS dan hubungan yang membaik dengan Uni Eropa akan membantu pemulihan industri.
“Strategi pemerintah yang mendukung industri otomotif sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Hawes.
Tantangan dan Peluang
Industri otomotif Inggris harus menghadapi tren elektrifikasi, perubahan permintaan pasar, dan ketegangan geopolitik. Namun, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri bisa memperkuat daya saing sektor ini di pasar global.