Produksi Mobil Lesu, Industri Komponen Lokal Harap Uluran Tangan Pemerintah
DAPURPACU.COM – Produksi mobil di Tanah Air belakangan ini lagi “loyo-loyonya”, Sob! Penjualan kendaraan juga ikut lesu, dan situasi ini bikin industri komponen otomotif lokal mulai panik. Kalau kondisi ini terus dibiarkan, bukan cuma pabrikan mobil yang gigit jari, tapi produsen suku cadang juga bakal kena getahnya.
Coba cek data dari Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Selama Januari sampai April 2025, jumlah mobil yang keluar dari pabrik cuma mencapai 368.468 unit. Padahal di awal 2019, sebelum pandemi menyerang, angkanya bisa tembus 419.841 unit. Artinya? Turun sekitar 12,23%, Bro!
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo, nggak tinggal diam melihat kondisi ini. Menurutnya, kita nggak boleh cuma fokus ke produsen mobil besar. Pabrik komponen kecil yang masuk kategori tier 2 dan tier 3 juga perlu perhatian khusus.
“Satu mobil bisa butuh sekitar 30 ribu komponen, lho. Itu artinya, ribuan pabrik kecil juga ikut nyumbang. Kita harus bantu mereka tumbuh, bukan cuma fokus ke pabrikan mobilnya,” ujar Kukuh, Senin (9/6/2025).
Jangan Sampai PHK Massal Jadi Kenyataan
Dampak penurunan produksi ini bikin banyak pihak cemas. Salah satu ketakutan terbesar? Ya, PHK massal. Walaupun belum terjadi secara besar-besaran, tanda-tandanya udah mulai kelihatan. Makanya, Gaikindo minta pemerintah turun tangan lewat insentif.
Kukuh menyarankan agar pemerintah memperkuat daya beli masyarakat. Harapannya, roda penjualan kendaraan bisa kembali berputar. Kalau penjualan naik, pabrik juga bisa beroperasi normal lagi.
“Intinya, kita butuh stimulus buat naikin penjualan. Kalau itu berhasil, produksi pasti ikut jalan,” tambah Kukuh.
Kondisi industri juga bisa kita lihat dari data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia di bulan Mei 2025. Angkanya masih di 47,4, naik sedikit dari April yang berada di 46,7. Tapi sayangnya, masih di bawah batas normal 50. Artinya? Industri masih dalam fase kontraksi, Bro!
Impor Mobil Listrik Ngebut, Industri Lokal Keteteran?
Di tengah lesunya produksi mobil lokal, tren impor mobil listrik justru ngebut abis! Dalam empat bulan pertama 2025, sebanyak 41.900 unit mobil CBU (completely built up) dari luar negeri masuk ke Indonesia. Sebagian besar dikirim oleh pabrikan asal China, mulai dari BYD, Geely, sampai Aion.
Angka itu melonjak tajam dibanding tahun lalu yang hanya mencatatkan 26.297 unit. Coba lihat: BYD udah mengimpor 8.914 unit, Denza 3.409 unit, disusul Geely (1.800 unit) dan Aion (1.563 unit). Gokil, kan?
Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menyebut tren ini sebagai sinyal kuat bahwa industri dalam negeri lagi goyah. Penurunan permintaan, tekanan inflasi, dan kebijakan moneter ketat bikin daya saing pabrikan lokal makin melemah.
“Impor mobil listrik memang sejalan dengan program ramah lingkungan pemerintah, tapi produsen lokal belum siap produksi secara massal,” ujar Josua.
Selain itu, mereka masih kesulitan menghadapi teknologi yang belum mumpuni, infrastruktur yang kurang matang, dan mahalnya biaya investasi awal. Padahal, Indonesia punya cadangan nikel terbesar di dunia, bahan utama buat bikin baterai EV.
Saatnya Perkuat Industri Otomotif Lokal!
Josua meyakini Indonesia punya peluang besar jadi pemain global di sektor kendaraan listrik. Tapi, butuh strategi dan dukungan yang nyata dari pemerintah. Khususnya dalam hal pengembangan manufaktur baterai dan komponen EV lokal.
Kalau kita cuma jadi penonton, siap-siap aja pasar dikuasai produk luar negeri. Makanya sekarang waktunya semua pihak—pemerintah, pelaku industri, sampai konsumen—kompak. Tujuannya? Biar industri otomotif nasional tetap bisa “ngacir” di lintasan global!