Niti Racing Team baru-baru ini mengadakan Track Day di Sirkuit Internasional Mandalika, di mana mereka melakukan uji coba pada kendaraan legendaris yang diimpor langsung dari Jepang, yaitu Mazda RX-7 yang telah dimodifikasi menjadi Quad Rotor dengan mesin rotary.
Mazda RX-7 adalah mobil langka yang banyak dicari oleh para penggemar mobil rotary di seluruh dunia. Dengan mesin rotary yang khas dan desain bodi yang elegan, mobil ini menjadi salah satu ikon mobil Jepang yang populer pada era 80-an hingga 2000-an.
Pada acara tersebut, Niti Racing Team untuk pertama kalinya menghidupkan Mazda RX-7 Quad-Rotor. Dengan suara khas yang dikeluarkan oleh mesin tersebut, mereka pun memperlihatkan kemampuan mobil ini untuk drifting di Sirkuit Mandalika.
Rafael Nitiyudo, pemilik Niti Racing Team, menjelaskan bahwa mobil yang digunakan untuk drifting adalah Mazda RX-7 Quad-Rotor yang dimodifikasi oleh rumah modifikasi RE Amemiya dari Jepang. Mobil ini sebelumnya digunakan dalam kejuaraan drifting D1 di Jepang tahun lalu dan berhasil meraih gelar juara.
“Meski pengaturan turbo saat ini masih medium, kami berencana untuk meningkatkannya agar sesuai dengan kebutuhan di sirkuit,” ujar pria yang akrab disapa RN.
RN juga menambahkan bahwa Mazda RX-7 adalah kendaraan sedan performa tinggi dengan dua pintu yang sangat populer di kalangan pecinta mobil sport bermesin rotary. Ia memilih mobil ini untuk Track Day Drifting di Mandalika karena sirkuit tersebut memiliki lintasan yang cukup panjang dengan permukaan aspal yang baik serta area run-off yang luas.
“Karena itu, saya memutuskan untuk mengimpor mobil juara D1 ini ke Indonesia agar dapat digunakan di sini,” jelasnya.
Mengenai proses impor kendaraan ini dari Jepang, RN mengungkapkan bahwa sebelum membeli Mazda RX-7 Quad Rotor di Tokyo, ia telah berbicara dengan Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, yang memberikan jaminan bahwa proses importasi akan berjalan lancar, lebih terjangkau, dan transparan selama dokumen yang diperlukan lengkap dan jelas.
“Prosesnya sangat mudah. Kemudahan ini tentunya akan mempercepat perkembangan drifting dan motorsport di Indonesia,” kata RN.
Priandhi Satria, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), juga menyatakan kegembiraannya melihat perkembangan acara motorsport dan non-motorsport di Indonesia. Salah satu keuntungan dari fasilitas yang diberikan pemerintah untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika adalah penangguhan bea masuk untuk kendaraan yang diimpor ke sirkuit ini. Hal ini tentu sangat menguntungkan para penggemar dan pelaku motorsport.
“Proses impor menjadi lebih mudah dan lebih murah, dengan harapan Sirkuit Mandalika bisa menjadi tempat yang rutin digunakan untuk berbagai kegiatan motorsport, baik itu latihan, balap nasional, maupun ajang internasional untuk roda dua dan roda empat,” tutupnya.
Pembalap Ducati, Marc Marquez, memiliki peluang terbaik untuk mengukir sejarah baru di MotoGP Argentina 2025…
Toyota bZ3X telah resmi diperkenalkan di pasar China. Kendaraan listrik yang diproduksi oleh kolaborasi GAC…
Maverick Vinales, pebalap MotoGP, kini mengalihkan fokusnya pada seri kedua MotoGP 2025 di Argentina, yang…
Pada tahun 2025, kolaborasi antara Ducati dan Lenovo dalam MotoGP memasuki tahun ketujuh. Namun, peran…
Pirelli akan menggantikan Michelin sebagai penyedia ban resmi MotoGP pada 2027, sebuah keputusan yang mengejutkan…
Ibunda Marc dan Alex Marquez, Roser Alenta, merasa sangat bangga melihat kedua putranya mendominasi balapan…