Indonesia Siap Ngebut di Jalur Ekspor Otomotif Global
DAPURPACU.COM – Indonesia makin mantap memacu laju ekspor industri otomotif ke kancah internasional. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa sektor otomotif bukan hanya urusan kendaraan, tetapi juga motor penggerak utama roda ekonomi nasional.
Dalam momen peluncuran pabrik anyar Daimler di Cikarang (10/6/2025), Agus menyoroti pentingnya peran industri otomotif dalam mendongkrak nilai tambah ekspor. Produk-produk otomotif Indonesia saat ini dinilai punya potensi besar untuk merebut pasar global karena semakin fokus pada produk hilir bernilai tinggi.
Efek Berantai: Industri Otomotif Guncang Hulu dan Hilir
Menurut Agus, dampak industri otomotif tidak berhenti pada kendaraan saja. Ada efek domino luar biasa yang terjadi. Dari sisi backward linkage, industri otomotif mendorong sektor hulu seperti logam, karet, dan elektronik untuk ikut tumbuh karena mereka adalah pemasok utama komponen kendaraan.
Sementara dari sisi forward linkage, output otomotif ikut menyuntik semangat di sektor hilir—mulai dari distribusi, logistik, hingga perdagangan. “Industri kendaraan bermotor kita punya angka forward linkage 0,835 dan backward linkage 0,975. Itu berarti sangat strategis bagi perekonomian secara menyeluruh,” tegas Agus.
Pemerintah Gaspol: Pro Bisnis dan Pro Investasi
Tak main-main, pemerintah menggeber berbagai strategi agar industri otomotif nasional tak cuma ngebul di dalam negeri, tapi juga garang di pasar dunia. Agus memastikan regulasi yang dibuat berpihak pada pelaku industri dan investor, agar iklim bisnis makin kondusif dan berdaya saing tinggi.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya besar pemerintah untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di sektor manufaktur global. Tak terkecuali manufaktur otomotif, yang terbukti mampu menciptakan lapangan kerja besar-besaran dan menyumbang angka ekspor yang signifikan.
Data Bicara: Indonesia Masuk Jajaran Elit Manufaktur Dunia
Data World Bank dan United Nations Statistics mencatat, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia di tahun 2023 mencapai USD 255,96 miliar. Angka ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah dan menjadikan Indonesia sebagai negara manufaktur ke-12 terbesar di dunia, serta peringkat kelima di Asia setelah China, Jepang, India, dan Korea Selatan.
Tak hanya itu, menurut BPS, pada kuartal pertama 2025, kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 17,50 persen. Angka ini meningkat dari 17,47 persen di periode yang sama tahun lalu, sekaligus melampaui rata-rata kontribusi selama tahun 2024 yang hanya 17,16 persen.
Industri Otomotif Bukan Sekadar Produksi, Tapi Masa Depan Ekonomi
Dengan performa sekelas itu, wajar jika sektor otomotif kini menjadi sorotan utama pemerintah sebagai ujung tombak ekspor dan penggerak ekonomi nasional. Kombinasi antara dukungan kebijakan, geliat industri, dan daya saing produk menjadikan Indonesia siap tancap gas menembus dominasi pasar global.