Xiaomi Luncurkan SUV Listrik YU7, Tembus 835 Km Sekali Isi
DAPURPACU.COM — Dua perusahaan besar dari Asia menunjukkan kekuatan inovasi dalam menghadapi dinamika pasar global. Xiaomi fokus pada mobil listrik, sedangkan AirAsia semakin kuat di sektor digital.
Xiaomi Perkenalkan SUV Listrik YU7, Tembus 835 Km Sekali Isi
Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Xiaomi, telah meluncurkan SUV listrik pertamanya, YU7, dengan harga mulai 253.500 yuan atau sekitar Rp573 juta.
Mobil Lisrik ini hadir dalam tiga varian konfigurasi dan sembilan pilihan warna. Varian dasar bisa menempuh jarak hingga 835 kilometer, berdasarkan hasil uji China Light-Duty Vehicle Test Cycle (CLTC).
CEO Xiaomi, Lei Jun, menyatakan bahwa perusahaan akan mengalokasikan dana 200 miliar yuan dalam lima tahun untuk memperkuat penguasaan teknologi inti.
Xiaomi mulai masuk pasar kendaraan listrik pada tahun 2021. Hingga Maret 2024, perusahaan berhasil mengirimkan lebih dari 250.000 unit kendaraan listrik. Mereka mendorong pertumbuhan lewat teknologi manufaktur canggih dan dukungan dari kebijakan pemerintah.
Data dari Asosiasi Produsen Otomotif China menyebutkan bahwa produksi kendaraan energi baru meningkat 45,2% dalam lima bulan pertama 2025. Total produksi mencapai 5,7 juta unit, dan penjualan naik 44%, menjadi 5,61 juta unit. Pertumbuhan ini mencerminkan tingginya adopsi kendaraan listrik di China.
AirAsia: Dari Maskapai Murah ke Raksasa Digital Asia
Nama Tony Fernandes kembali mencuat lewat gebrakannya di dunia bisnis. Ia kini menjabat sebagai CEO Capital A Berhad, induk dari AirAsia yang berfokus pada empat pilar utama: penerbangan, logistik, layanan digital, dan ekspansi internasional.
Tony lahir di Kuala Lumpur pada tahun 1964. Ia menyelesaikan studi akuntansi di London School of Economics dan pernah bekerja di Virgin Group serta Warner Music Asia. Pada 2001, ia membeli AirAsia yang saat itu hanya memiliki dua pesawat dan menanggung utang besar.
Bersama rekannya, Kamarudin Meranun, Tony merombak model bisnis AirAsia. Ia menciptakan sistem penerbangan hemat biaya dengan slogan “Now Everyone Can Fly”. Ia juga menyederhanakan operasional dengan hanya menggunakan satu jenis pesawat dan memaksimalkan pemesanan online.
Langkah ini sukses besar. Dalam waktu kurang dari satu tahun, AirAsia melunasi seluruh utangnya dan mulai mencetak keuntungan. Pada 2004, perusahaan ini resmi melantai di bursa saham.
Tony tidak berhenti di sektor penerbangan. Ia membentuk Tune Group, yang menaungi bisnis seperti hotel, layanan keuangan, dan klub sepak bola. Ia juga mendirikan AirAsia X untuk penerbangan jarak jauh dan membangun RedBeat Ventures yang bergerak di sektor startup digital.
Kini, Tony memperkuat layanan digital melalui AirAsia MOVE, superapp milik perusahaan. Salah satu produk andalannya, ASEAN Explorer Pass, dirancang untuk memudahkan perjalanan antarnegara di Asia Tenggara.
Transformasi dan Teknologi Menjadi Kunci Keberhasilan
Kedua perusahaan membuktikan bahwa transformasi berbasis teknologi menjadi fondasi penting dalam meraih pertumbuhan. Xiaomi unggul dengan kendaraan listriknya, sementara AirAsia memimpin lewat digitalisasi layanan.
Dengan visi jangka panjang dan dukungan regulasi, keduanya siap bersaing secara global. Mereka menunjukkan bahwa inovasi bukan hanya tentang produk, tetapi juga tentang cara beradaptasi dan terus bergerak maju.