Toyota Motor Corporation Berencana Meluncurkan 10 Mobil Listrik Hingga 2026

Toyota bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 di seluruh dunia. Salah satu rencananya adalah memperkenalkan kendaraan listrik sebagai kendaraan ramah lingkungan. Presiden dan CEO Toyota Motor Corporation (TMC) Koji Sato mengatakan, “Toyota bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 dari kendaraan baru hingga lebih dari 50% di seluruh dunia pada tahun 2035. “Untuk mencapai hal tersebut, kami akan terus memberikan solusi terbaik di kawasan dengan cara yang cepat dan tak henti-hentinya melalui pendekatan multi-cabang kami,” kata Sato dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (12/5/2023). Menurutnya, berbicara tentang mobil listrik baterai (battery electric car), Toyota menargetkan penjualan 1,5 juta pada 2026.

Toyota berencana meluncurkan 10 mobil listrik baru mulai dari mobil mewah, mobil kompak, kendaraan niaga. Dalam presentasinya diperlihatkan, hingga tahun 2026, Toyota akan merilis dua mobil listrik mewah. Selain itu, ada dua SUV elektrik 3 pintu, mobil compact elektrik untuk negara berkembang dan mobil sport elektrik. Toh, kendaraan niaga yang mirip dengan Toyota Hilux juga akan “disetrum”. “Model baru kami, yang dijadwalkan diluncurkan pada 2026, akan dibangun di atas tiga platform baru: bodi dan sasis, platform elektronik, dan platform perangkat lunak. Semuanya akan diperbarui saat kami berupaya mencapai mobilitas dengan mengemas mobil baru dengan sistem dan BEV yang wajar,” kata Sato.

“Dalam hal pasokan baterai, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk mengejar volume yang dibutuhkan dengan cepat dengan meningkatkan kapasitas produksi internal dan bekerja sama dengan mitra kami,” katanya. Toyota juga telah membentuk organisasi khusus untuk kendaraan listrik bernama “BEV Factory”. Tak hanya mobil listrik, Toyota akan mengakselerasi upaya masyarakat mendapatkan hidrogen. Pabrikan asal Jepang ini akan menggarap mobil listrik bertenaga hidrogen.

Baca Juga:  Honda CR-V Hybrid di Diatas Rp 700 Jutaan, Untuk Varian Turbo Segini

“Kami akan mempromosikan pekerjaan kami di sektor komersial, terutama di Eropa dan China, di mana konsumsi hidrogen sangat tinggi, dengan fokus pada kendaraan listrik berbahan bakar bensin. Kemudian kami akan fokus pada penggunaan energi hidrogen untuk transportasi pribadi dan proses industri, transportasi dan penggunaan hidrogen, dan kami akan bekerja pada pengembangan infrastruktur sosial, termasuk pelaksanaan hubungan sosial dan Thailand,” ujarnya.