Penjualan Mobil Listrik Wuling Air ev Bekas KTT ASEAN Laris Manis

Mobil listrik lama ASEAN Summit Wuling Air ev yang mulai dijual di Periklindo Electric Vehicle Show atau PEVS show 2023 akan laris manis. Padahal, menurut laporan baru yang diperoleh pabrikan, mobil listrik kecil sudah terjual. Dian Asmahani, Marketing Director Wuling Motors Indonesia, mengatakan Wuling Air ev pertemuan ASEAN pertama di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menjadi alat bagi pembeli. Mobil tersebut ditawarkan sebagai produk bekas. “(Wuling Air ev) karena pertemuan ASEAN yang lama sudah selesai, maka akan berakhir,” kata Dian Asmahani, Senin (22/5).

Menurut Dian, konsumen mendapatkan banyak keuntungan dengan membeli Wuling Air ev, eks KTT ASEAN. Tentunya selain digunakan oleh pejabat kota, mobil tersebut juga mendapat diskon yang cukup besar. “Jadi pengurangan untuk angka lama ada pengurangan Rp 15 juta ditambah potongan PPN dan tunjangan lainnya, jadi pengurangannya lebih dari Rp 40 juta,” ujarnya. Selain itu, Dian meyakinkan meski mobil bekas, sertifikat yang dikeluarkan pabrikan untuk Wuling Air ev ex-ASEAN Summit 2023 sama dengan mobil baru. “Ya seperti mobil baru, kita menggunakan mobil baru untuk membandingkan segala macam kemampuan. Cuma karena bekas seperti top lama, tapi service garansinya sama dengan mobil baru,” ujarnya.

Sebelumnya, Dian menemukan Wuling Air ev yang dulu tergabung dalam organisasi ASEAN menjual kepada pembeli dalam kondisi apa adanya, yakni tanpa restorasi. Ini tandanya, stiker yang ditempel di mobil masih awet. Jarak tempuhnya masih kurang dari 500 kilometer. Seluruh mobil listrik Wuling Air yang dijual ke konsumen tersedia dalam warna Pristine White dan dekorasi eksklusif ASEAN. Sebuah mobil listrik dapat menempuh jarak hingga 300 kilometer dengan sekali pengisian baterai penuh. Selama bertugas di Labuan Baju, Wuling Air ev terpilih sebagai kendaraan perwakilan Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste.

Baca Juga:  Ceo Toyota Menyebut Kesalahan Daihatsu Sebagai Kekecewaan Terhadap Kepercayaan Pelanggan