Karier Marco Bezzecchi di MotoGP mengalami tantangan besar pada musim 2024. Setelah berhasil mencatatkan tiga kemenangan dan bersaing ketat dengan Francesco Bagnaia serta Jorge Martin pada musim sebelumnya, pembalap muda asal Italia ini terpaksa merosot ke posisi kedua belas di klasemen akhir, dengan hanya satu podium yang diraih sepanjang musim.
Menurut Bezzecchi, performanya yang menurun bukan tanpa alasan. Ia mengakui kesulitan beradaptasi dengan Ducati GP23, khususnya pada aspek menikung.
“Saya kesulitan setiap kali membuka gas. Motor tidak mau berbelok, kecepatan menurun, dan saya sering melebar,” ungkap Bezzecchi, yang kala itu memperkuat tim VR46. “Semua pembalap GP23 Ducati menghadapi masalah serupa. Di beberapa lintasan saya bisa sedikit menyesuaikan diri, tetapi di lintasan lainnya, tantangannya lebih besar.”
Beruntung bagi Bezzecchi, Aprilia menganggap penurunan performanya di musim 2024 sebagai hambatan sementara. Pabrikan tersebut memutuskan merekrut Bezzecchi, kini berusia 26 tahun, untuk menjadi rekan satu tim Jorge Martin, juara dunia yang baru saja meraih gelarnya.
Pada debutnya bersama RS-GP saat tes di Barcelona, November lalu, Bezzecchi mencatatkan posisi ke-13, hanya terpaut sepersepuluh detik dari Martin. Yang paling penting, Bezzecchi langsung merasa percaya diri dengan stabilitas bagian depan motor Aprilia.
“Hari pertama di Montmelo sangat menyenangkan,” ujar Bezzecchi saat peluncuran tim Aprilia. “Saya langsung merasa nyaman di atas motor. Perbedaan terbesarnya ada pada stabilitas bagian depan. Aprilia memiliki karakteristik ini, memberikan rasa percaya diri saat pengereman langsung.”
Ia juga menambahkan bahwa posisi berkendara dan respons motor Aprilia berbeda jauh dibandingkan Ducati. Meskipun demikian, ia optimis dapat beradaptasi dari putaran ke putaran.
Sebagai rekan satu tim Jorge Martin, Bezzecchi melihat banyak hal yang bisa dipelajari dari pembalap Spanyol tersebut. Martin sendiri telah menunjukkan mentalitas yang tangguh, bangkit dari masa-masa sulit, dan akhirnya menjadi juara dunia.
“Kecepatannya luar biasa. Setiap kali ia mengendarai motor, ia langsung cepat,” puji Bezzecchi. “Dia memiliki etos kerja yang hebat, sangat fokus, dan selalu termotivasi. Saya akan mencoba menjadikannya sebagai referensi, baik dari data maupun cara kerjanya di paddock, untuk meningkatkan kemampuan saya.”
Bezzecchi juga mengakui bahwa mempertahankan motivasi selama musim penuh bukanlah hal mudah, terutama di tengah masa-masa sulit seperti yang dialaminya tahun lalu. Namun, ia terinspirasi dari perjalanan Martin yang mampu mengubah situasi sulit menjadi kesuksesan besar.
Marco Bezzecchi dan Jorge Martin akan kembali ke trek dengan RS-GP25 pada tes Sepang, 5-7 Februari mendatang. Ini akan menjadi kesempatan besar bagi Bezzecchi untuk membuktikan kemampuannya dan menemukan kembali performa terbaik bersama Aprilia.
Dengan tekad baru, motivasi tinggi, dan dukungan dari tim Aprilia, Bezzecchi berharap dapat bangkit dan kembali bersaing di barisan depan MotoGP musim 2025.
Pierer Mobility resmi mengumumkan pengunduran diri Stefan Pierer dari jabatannya sebagai CEO Pierer Mobility AG…
Francesco Bagnaia bersama para pembalap dari VR46 Academy dijadwalkan menggelar sesi uji coba di Sirkuit…
Tim-tim MotoGP mulai memperkenalkan formasi pebalap mereka untuk musim kompetisi 2025. Salah satunya adalah Gresini…
Film dokumenter terbaru MotoGP, 'There Can Be Only One', mengungkapkan momen panas di balik layar…
Meski belum ada pembalap asal Indonesia yang berlaga di MotoGP 2025, sejumlah perusahaan besar Tanah…
Alex Marquez menyambut positif kehadiran Fermin Aldeguer yang akan menjadi rekannya di Gresini Ducati untuk…