Konversi Motor Listrik Yang Didukung Subsidi Pemerintah Kurang Diminati Masyarakat

Dukungan untuk konversi motor listrik masih belum begitu populer di masyarakat. Padahal, Kementerian ESDM menyebut sepeda motor bensin yang diberikan hanya 200 unit untuk konversi. Padahal target akhirnya adalah 50.000 unit per tahun. Devi Laksmi selaku koordinator proyek pengembangan usaha konservasi energi di Kementerian ESDM menjelaskan, rencana tersebut belum terlaksana. Sebab, kata dia, proses persetujuan perusahaan mitra pemerintah masih berlangsung hingga saat ini.

“Jadi ada 200 unit yang ditransmisikan (diterjemahkan) melalui platform digital. Saat ini masih dalam proses persetujuan di konferensi, seperti meninjau dokumen pertama. Targetnya tidak lebih dari 50.000 unit,” kata Devi dalam pertemuan di Kemayoran, Jakarta Pusat. Devi tahu rencana sepeda motor listrik convertible masih jauh dari tujuan akhir. Karena itu, kelompoknya terus melakukan berbagai upaya untuk memajukan kepentingan publik. Selain menambah konferensi mitra, mereka menyelenggarakan kegiatan penjangkauan di wilayah tersebut.

“Bagaimana cara mencapai tujuan ini? Hubungan. Kami juga memiliki media sendiri secara lokal. Dan kami memberikan pelatihan di lembaga pelatihan calon. Ya, tentu saja kami akan menambah jumlah bengkel konversi. Kita tambah lagi,” ujarnya. Menurut Devi, ada enam perusahaan yang menjalankan program konversi sepeda listrik bersubsidi. Namun, dia menegaskan bahwa jumlahnya akan terus meningkat di masa mendatang.

“Ada enam bengkel konversi yang terlibat. Dua lagi menyusul, dengan empat belas kursus lagi secara teknis masih menutup celah. Jadi akan ada 22 pusat penerjemahan,” kata Devi. Diketahui, pemerintah telah mencanangkan program konversi motor listrik sejak 20 Maret lalu dan disampaikan langsung oleh Kementerian ESDM. Pemerintah telah mengeluarkan subsidi senilai 7 juta naira untuk setiap mesin bensin yang diubah menjadi sepeda motor listrik. Saat ini, limitnya hanya untuk 50.000 unit sepeda motor convertible.