Industri Mobil Tradisional Di Bali Berkembang Pesat
dapurpacu.com – Industri mobil tradisional di Bali berkembang pesat. Pembuat atau perakit mobil khusus tidak pandai kandang. Pamerkan karya mereka di luar negeri dan menangkan selebritas Indonesia. Salah satu tukang yang terkenal di Bali adalah Komang Gede Sentana Putra alias Kedux. Pria Banjar Tainsiat Denpasar ini sudah berkali-kali melanglang buana untuk mengikuti pameran sepeda motor tradisional. Karyanya pernah dipamerkan di Mama Tried Show, USA (2020), Hot Rod Custom Show Moon Eyes Yokohama, Jepang (2021).
Pada Februari 2023, proyek Kedux diluncurkan bekerja sama dengan merek warna di Osaka Auto Messe (OAM). Ia memiliki tangki bensin berbentuk nyala api dari legenda Banaspati di Bali. Kedux mengatakan dia mengendarai sepeda motor Harley Davidson yang besar. Ia berhasil membangun motor customnya pada 2008. “Saya suka Harley, motor saya terus saya ubah agar terlihat seperti motor Harley,” kenangnya di Dapurpacu di bengkelnya, Kedux Garage, Mei lalu.
Sebuah bengkel mobil di Bali disidik setelah Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet membeli dua mobil tua, Mercedes Benz 300SL Gullwing dan Porsche 550 Spyder, seharga Rp 7 miliar pada April lalu. Tuxedo Studio membuat mobil simulasi yang indah.
Pembalap Formula 1 Charles Lecrec juga mengandalkan sepeda motor buatan Malamadre Motorcycles Canggu. Pembalap tersebut membeli motor custom Scorpio 225cc saat berlibur di Bali beberapa waktu lalu. Kisah pembuat motor custom dari Pulau Dewata, I Gusti Ngurah Putra Darmagita, tak kalah menarik. Dia adalah orang di belakang Electric Wheel, sebuah perusahaan yang berfokus pada sepeda motor listrik custom.
Pria berusia 37 tahun itu bahkan mengaku sebagai pionir sepeda motor tradisional di Bali. Bamsoet membeli salah satu sepeda motor buatannya yaitu Chopper Electric. “Kami yang pertama bisa menyelenggarakan sepeda motor listrik di Bali. Pada kompetisi sepeda motor listrik pertama di Indonesia, kursus kami menjadi satu-satunya peserta di Bali,” kata Darmagita pertengahan Mei lalu.
Menurut Darmagita, bengkel elektronik miliknya yang berlokasi di kawasan Peguyangan Kangin, Denpasar ini merupakan bengkel pertama di Bali. Bengkel tersebut memiliki kemampuan untuk menguji konversi menjadi sepeda motor listrik custom. Darmagita yang sebelumnya mewakili Indonesia pada kejuaraan sepeda motor di Malaysia dan Thailand pada 2013 mengatakan sepeda motor listrik dan mesin bensin memiliki pasarnya sendiri. Bedanya, motor listrik lebih mahal, meski biaya perakitannya sama dengan motor bensin.
“Motor bensin bermesin Rp7 juta, sedangkan motor elektronik dengan spesifikasi sama Rp30 juta. Tarif bea cukainya sama, sekitar Rp 20 juta,” kata Darmagita. Cerita lain dari Laksamana Gusti Handoko. Pabrikan Tuxedo Studio meniru mobil klasik. Menurut Gusti, tim di Tuxedo Studio membuat mobil tradisional dari nol, kecuali mesinnya. Karena proses pembuatannya yang manual, mereka sering mengulang dari awal jika gagal atau menemui kesalahan dalam menerjemahkan standar mobil yang akan dibangun.
“Dalam Tuxedo selalu ada yang salah, karena semuanya dilakukan dengan tangan. Seburuk apapun kesalahan perusahaan, pasti ada prosesnya, karena Tuxedo itu mengerjakan persis yang pertama, maka keseluruhan proses akan sulit,” Gusti dari Studio Tuxedo, Gianyar mengatakan Mei lalu. Tuxedo Studio menjual mobil antik palsu mulai dari Rp 1,8 miliar hingga Rp 5 miliar. “Saya sudah bekerja keras membuat mobil, dan setiap kali ada mobil baru dibuat, itu sangat menyenangkan,” kata Gusti.
Tuxedo Studio telah merestorasi beberapa mobil terlangka di dunia. Mobil-mobil tersebut antara lain Porsche 356 A Coupe, Porsche 550 Spyder, Mercedes Benz 300 SL Gullwing, Toyota 2000 GT 1968, Jaguar XK 120, Ferrari 250GTO, hingga Maserati 450S.