DAPURPACU – Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) tahun ini terbilang cukup istimewa. Untuk pertama kalinya PT Solo Manufaktur Kreasi, pemegang merek (APM) Esemka hadir di sana.
Kemunculannya pun berhasil menyita perhatian seluruh pengunjung, terutama bagi para pelaku bisnis yang tengah mencari kendaraan niagadengan keunggulan pada performa dan daya angkutnya yang besar.
Sepanjang pameran yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, 16-26 Februari, PT SMK memboyong pikap Bima baik bermesin konvensional maupun listrik (electric vehicle/EV).
Sebagai informasi, meski sudah melebeli Bima EV dengan banderol Rp530 juta untuk versi Cargo Van dan Rp540 juta pada varian Passenger, namun PT SMK mengatakan bahwa unit ini masih dalam bentuk prototype.
“Purwarupa mobil listrik mobil listrik yang kami pamerkan merupakan hasil kolaborasi dengan pabrikan otomotif lain di luar negeri,” kata Presiden Direktur SMK, Eddy Wirajaya.
Meski demikian, sambung Eddy, pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, bakal segera untuk memproduksi model tersebut di sana dan tidak lagi memboyong langsung (CBU) dari Cina, seperti unit yang dipamerkan itu.
Sebagai informasi, pabrik Esemka resmi beroperasi sejak September 2019 dengan menempati lahan seluas 114.000 m2 dan luas bangunan hingga 12.500 m2.
Eddy memaparkan bahwa hadirnya Bima EV di pameran ini sebagai bentuk kontribusi perusahaan untuk mempercepat proses peralihan dari mobil konvensional ke kendaraan full listrik.
Kelak saat pabrik Esemka mulai untuk merakit kendaraan niaga ringan yang diboyong dari pabrikan Shineray ini secara lokal (CKD), PT SMK memastikan harga Bima EV akan bisa menyentuh angka Rp400 jutaan.
Namun, permasalahan utama PT SMK pada kemunculan perdananya ini adalah minim atau bahkan tidak adanya leasing di Tanah Air, yang memberikan solusi pembiayaan kepada calon konsumen Esemka.
Dia mengakui, lini model Esemka belum banyak dikenal orang. Sebab, saat dahulu ramai dibincangkan orang, Esemka memunculkan beberapa model kendaraan penumpang. Namun justru yang akhirnya resmi dipasarkan adalah model pikap.
“Itulah Indonesia. Sekarang yang terjadi, perusahaan otomotif berstatus baru dengan keterbatasan jaringan diler dan akses, banyak leasing yang tidak mau mensupport masyarakat,” tutur Eddy, saat ngobrol saat dengan dapurpacu.id, beberapa waktu lalu.
“Sedangkan bagi kami pabrikan mobil tentu butuh dukungan itu (leasing) untuk membantu masyarakat dan pebisnis skala menengah ke bawah. Kami pun terus coba mencari baik bank-bank daerah bahkan nasional (BUMN).”
Dia pun memaklumi setiap bank punya prosedur sendiri untuk menerima pelanggan yang membutuhkan sistem kredit guna mereka mendapatkan unit yang diinginkan.
Eddy menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah ‘on progress’ dengan pihak Adira Finance dan Bank Danamon, sehingga dengan adanya pihak ketiga tersebut mampu mempercepat daya jual ke konsumen.
“Dengan begitu kami sangat terbantukan dengan adanya lembaga pembiayaan. Kami terus berusaha untuk hal itu (leasing). Tapi, yah bagaimana lagi, kami sudah untuk mendapatkan itu,” paparnya lagi.
Eddy pun coba membandingkan dengan merek-merek lain yang sudah eksis lebih dahulu, seperti pabrikan mobil lansiran Jepang, Eropa bahkan dari Tiongkok yang makin banyak menggelontorkan model-model terbaru.
Eddy pun mengamini hadirnya lini model perdana mereka yakni kendaraan niaga tersebut adalah untuk menyasar para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia.
“Adanya leasing jelas sangat membantu mereka (UKM) mendapatkan armada transprotasi sesuai kebutuhannya, sekaligus menjadi jembatan bagi konsumen dan produsen, atau bahan pihak diler,” tambahnya.
Dia memaparkan, saat PT SMK mulai mengoperasikan pabrik di Boyolali pada medio September 2019, setahun kemudian langsung ‘dihantam’ pandemi Covid-19. Kondisi ini jelas mengganggu perusahaan untuk berkembang.
Setelah pandemi mereda dan Pemerintah melonggarkan protokol kesehatan, barulah perusahaan memulai kembali beroperasi dan mengembangkan produk.
“Sebagai pabrikan pemula, kondisi ini sangat berdampak lebih bagi Esemka. Jadi, bagaimana pun kami tidak bisa menyalahkan mereka (leasing) untuk membantu pembiayaan Esemka. Mereka punya standarisasi sendiri,” imbuhnya.
“Tapi setidaknya ada kebijakan yang lebih bisa memberikan kemudahan bagi kami sebagai local brand. Ada syarat minimum apa sih yang bisa kami penuhi untuk bisa memperolehnya, tidak terlalu kaku dengan prosedur masing-masing.”
“Dengan begitu calon konsumen kami dapat memanfaatkan fasilitas tersebut. Yang pasti kami tidak bisa intervensi setiap bank yang memberikan fasilitas pembiayaan kendaraan, dan kami pun tidak ingin diintervensi juga oleh mereka,” lanjut Eddy.
Eddy menjelaskan bahwa selama pameran tidak sedikit pengunjung yang ingin mengajukan pemesanan (SPK) dan akhirnya harus batal, diakibatkan tidak satu pun fasilitas leasing yang men-support-nya.
Mereka, kata Eddy, datang berbagai sektor usaha seperti restoran misalnya. Sudah paham tentang Bima dan hendak transaksi SPK, tapi begitu tidak ada leasing, mereka langsung batal.
Eddy menegaskan bahwa Esemka itu ‘nyata’ tidak sekadar tempel emblem, tapi pabrikan ini merupakan sebuah karya anak bangsa demi memajukan industri otomotif Tanah Air.
“Kami terus berusaha semaksimal mungkin untuk mendatangkan leasing yang kompeten bagi calon konsumen. Dan momen di pameran ini jadi pembelajaran agar kami proaktif untuk mereka menyetujui dan memberikan fasilitas pembiayaan pada produk-produk Esemka.”
“Banyak masyarakat yang ingin memiliki kendaraan niaga Esemka, harga kita kompetitif dan secara produk juga cukup mumpuni serta menjawab kebutuhan pelaku bisnis.”
“Kami juga memastikan ketersediaan suku cadang hingga ke Papua sekalipun. Tapi lagi-lagi, tidak adanya leasing yang membantu kami jelas pasarnya tidak akan berkembang. Itu kesulitan utama kami,” tandasnya.
Pembalap Ducati Lenovo Team, Marc Marquez, menunjukkan antusiasme tinggi menjelang musim MotoGP 2025. Meski tes…
Jorge Martin, yang sukses menjadi juara dunia MotoGP 2024 bersama Ducati, kini menghadapi tantangan baru…
Pemenang Le Mans 24 Hours, Ryo Hirakawa, resmi bergabung dengan tim Formula 1 Alpine sebagai…
MotoGP 2025 akan diramaikan oleh tiga pendatang baru, yaitu Ai Ogura, Fermin Aldeguer, dan Somkiat…
Suzuki Indonesia telah terdaftar dengan kendaraan baru untuk pasar domestik. Kendaraan ini diduga kuat merupakan…
Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) telah mengumumkan jadwal resmi untuk Kejuaraan Dunia Formula E musim…