Dinamika Industri Otomotif RI 2025: Pasar Lesu, Mobil China dan EV Tancap Gas

DAPURPACU.COM – Sektor otomotif Indonesia sedang memasuki masa transisi yang signifikan. Penurunan angka penjualan mobil secara nasional menandai adanya perlambatan pasar, namun di sisi lain, kendaraan asal Tiongkok, terutama jenis kendaraan listrik (EV), justru mengalami pertumbuhan pesat dan menjadi sorotan utama.

Penjualan Mobil Menurun, Target Masih Ditetapkan Tinggi

Sepanjang tahun 2024, total distribusi mobil dari pabrikan ke dealer (wholesales) hanya menyentuh angka 865.723 unit. Jumlah ini turun 13,9 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Tren penurunan ini masih terus berlangsung hingga kuartal pertama tahun 2025, dengan penurunan tambahan sebesar 4,6 persen dibandingkan Q1 tahun 2024.

Meski demikian, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) tetap mempertahankan target penjualan sebanyak 900.000 unit pada tahun ini. Mereka berharap pasar akan kembali pulih seiring membaiknya kondisi ekonomi dan stabilnya harga bahan bakar minyak (BBM).

Mobil China Terus Melaju, Pangsa Pasar Capai 10 Persen

Mayoritas merek otomotif di Indonesia saat ini menghadapi tekanan pasar. Namun, produsen mobil asal Tiongkok justru mencatat peningkatan signifikan. Pada kuartal pertama 2025, penjualan mobil China melonjak 153 persen. Akibatnya, pangsa pasar mereka naik dari 3,83 persen menjadi 10 persen dalam satu tahun.

“Pertumbuhan merek China ini sangat mencolok, apalagi jika dibandingkan dengan penurunan performa pasar secara umum,” kata Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari ITB, kepada media Xinhua.

Dominasi Mobil Listrik China di Pasar EV Indonesia

Strategi merek Tiongkok yang fokus pada kendaraan listrik menjadi salah satu kunci keberhasilan mereka. Saat ini, mobil listrik buatan China menguasai sekitar 90 persen pangsa pasar EV di Indonesia. Sementara itu, brand asal Korea Selatan hanya mencatat sekitar 6 persen.

Tiga produsen utama, yakni BYD, Wuling, dan Chery, memimpin segmen ini. Mereka menawarkan harga kompetitif, teknologi canggih, serta memanfaatkan insentif pemerintah yang mendorong adopsi EV.

Penjualan EV berbasis baterai di Indonesia meningkat hampir tiga kali lipat pada Q1 2025. Kontribusinya kini mencapai 4,9 persen dari total penjualan mobil nasional, naik dari 1,7 persen pada 2023.

Baca Juga:  S&P Global Memproyeksikan Pelepasan Lebih Dari 200 Kendaraan Listrik Pada Tahun 2026

Daya Tarik: Harga Kompetitif dan Fitur Modern

Konsumen Indonesia mulai melirik mobil China karena harganya lebih terjangkau. Meski demikian, fitur yang ditawarkan tetap modern. Mobil-mobil ini hadir dengan desain futuristik, sistem hiburan berbasis AI, serta teknologi keselamatan terbaru.

Yose Rizal (45), salah satu pembeli Wuling Air EV Lite, mengatakan, “Saya pilih mobil ini karena harganya terjangkau, desainnya menarik, dan layanan aftersales-nya sudah tersebar.”

Pandangan masyarakat terhadap produk China juga telah berubah. Dahulu dianggap kurang berkualitas, kini merek seperti Xiaomi, Huawei, dan Chery justru menjadi simbol teknologi tinggi dan daya tahan.

Investasi Produksi Lokal Jadi Langkah Strategis

Pabrikan China tidak hanya mengimpor mobil, tetapi juga serius membangun fasilitas produksi lokal. GAC Aion sudah memulai perakitan di Purwakarta. Geely dan Xpeng akan menyusul dalam waktu dekat. BYD pun dijadwalkan memulai produksi di Subang awal tahun depan.

Selain mereka, Wuling, DFSK-Seres, Jetour, BAIC, Neta, dan Chery sudah lebih dulu membangun pabrik di Indonesia.

Kukuh Kumara, Sekretaris Umum GAIKINDO, menilai langkah ini penting untuk menjamin keberlangsungan operasional dan layanan. “Produksi lokal membuat layanan purnajual dan ketersediaan suku cadang jadi lebih mudah,” ujarnya.

Menurut analis otomotif Bebin Djuana, produksi di dalam negeri juga dapat menekan harga karena mengurangi biaya logistik dan beban pajak.

Masa Depan Cerah Mobil Listrik China di RI

Melihat tren saat ini, dominasi kendaraan listrik asal Tiongkok diperkirakan akan terus menguat. Dorongan dari pemerintah serta ekspansi produksi lokal mempercepat pertumbuhan ini.

Pasar otomotif Indonesia juga akan berkembang seiring meningkatnya minat terhadap EV. Bahkan, proyeksi global menyebutkan bahwa lebih dari 55 persen penjualan mobil baru dunia pada 2030 berasal dari kendaraan listrik.